Sabtu, 29 Maret 2014

Titik.

Akhiran kalimat diakhiri dengan titik, kata guru Bahasa Indonesia saya.
Dimulai dari titik kita bisa menghasilkan sebuah karya,kata guru Seni Budaya saya.
Mungkin saya akan menjelaskan titik-titik yang baru saja saya ketahui.
Salah satunya mungkin saya sebut dengan Titik Jenuh...
Titik jenuh itu biasanya bermula dari hal yang luar biasa dan mengalir menjadi biasa-biasa saja,saya akan menjelaskan lebih detail titik jenuh yang saya maksud.
Titik Jenuh...
Titik jenuh dalam suatu hubungan dimana anda merasa bahwa hubungan anda sudah tidak luarbiasa lagi, dimana anda merasa bahwa ini mungkin Titik Putusnya.
Biasanya titik jenuh yang diucapkan adalah "Kenapa semuanya berubah?" atau lebih tepatnya "Kenapa anda berubah?". Titik jenuh seperti ini biasanya membuat otak untuk berpikir bahwa "Oke, kita cukup sampai disini".
Akan tetapi ada sesuatu yang aneh muncul dibenak yang sebut dengan Titik Rindu, titik rindu biasanya merangsang hati untuk berbicara melalui bibir dan berkata "Tapi saya masih menginginkan anda", lalu titik jenuh berkata "Mungkinkah semuanya dapat dikembalikan LAGI?".
Namun saya rasa titik jenuh hanyalah sementara, timbul lah sebuah titik yang ku sebut dengan Titik Cinta.
Dimana orang-orang merasa otaknya dan hatinya sudah dihuni oleh Malaikat/Bidadari yang selalu membahagiakannya.
Jadi, saya hanya ingin bertanya kepada anda, titik manakah yang ingin anda pertahankan?
Titik Jenuh, Titik Rindu, atau...
Titik Cinta?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar